Singa menghadapi dengan langsung menatap mata,
sedang Kelinci langsung menunduk menatap kaki singa.
Dalam bidang Politik, Pemerintah bisa memperbesar jumlah "Kelinci" atau memperbesar jumlah "Singa".
Dalam sejarah Yunani suatu masa, pernah terdapat Pemerintahan Para Kolonel. Mereka ambil alih Kekuasaan, supaya Pemerintah dapat kesempatan me-realisir Program Kemakmuran.
Aksi ekstraparlementer dilarang, semua orang harus berbaris seperti di barak. Dan kadang-kadang seorang Kolonel memberi petunjuk, nasehat atau perintah. Dan yang tidak menurut diperiksa; mungkin untuk seumur hidup.
Jaman itu, nomor satu adalah Pemerintahan yang berdasarkan kekuatan, dan
sebagai hamba ialah rakyat.
Akibat dari rezim itu ialah bertambah banyaknya jumlah "Kelinci", yang hanya bisa memuji dan bertepuk tangan setiap kali seorang Menteri bersin.
Dampak ikutannya lebih dahsyat: hilangnya kreativitas, timbul
apatis, lahirnya taktik penjilat, meluasnya korupsi, dan yang menderita
adalah rakyat.
Paradoksnya, di Amerika - di mana segala hal diperbolehkan, kita melihat aturan dalam kekacauan, semangat dalam pertentangan, kreativitas dalam perbenturan, dan bentuk-bentuk baru muncul, karena dalam perbenturan ide-ide, kebenaran memang tak lagi dapat disembunyikan.
Masyarakat Amerika merupakan
semacam 'Kawah Gado-Gado' yang besar. Di dalamnya mendidih bangsa-bangsa, agama-agama,
aliran-aliran politik, perbedaan-perbedaan pandangan, dan di sana atas dasar Demokrasi,
terjadi suatu laboratorium yang besar, di mana struktur-struktur baru diciptakan
di bidang tehnik, kesenian, dan pikiran.
Memang benar, jangan terlalu memuji Amerika
dalam segala hal, tetapi bahwa di sana toleransi dalam membiarkan lebih
banyak populasi Singa daripada Kelinci, terbukti melahirkan kreativitas
dan lebih banyak kemajuan dari negara manapun adalah fakta yang tak dapat
disangkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar