Bawang Putih Mentah Turunkan Risiko Kanker Paru-Paru Hingga 44 Persen !
Bawang Putih Mentah Turunkan Risiko Kanker Paru-Paru Hingga 44 Persen!
Ketika jumlah penduduk dunia mencapai
lebih dari 7 miliar jiwa sekarang, diprediksi lebih dari 9 miliar jiwa
tahun 2050, dan dengan angka harapan hidup naik hampir dua kali
lipatnya, bukan hanya kesejahteraan yang menebar. Ada penyakit-penyakit
non-infeksi dan degeneratif yang menyertai. Maka, keberhasilan
memperbaiki nutrisi harus dilengkapi upaya mengalahkan berbagai penyakit
ini.
Kanker
adalah salah satu penyakit tidak menular yang menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) telah membunuh 8,2 juta orang pada tahun 2012
lalu.
Tanpa inovasi pengobatan, jumlah
penderita yang meninggal akan terus bertambah mengingat kasus kanker
baru akan meningkat 70 persen untuk dua dekade mendatang.
Lima kanker utama pada pria adalah kanker
paru, prostat, kolorektum, lambung, dan hati. Pada perempuan, lima
kanker utama meliputi kanker payudara, kolorektum, paru, serviks, dan
lambung.
Meski 30 persen kematian akibat kanker
dipicu gaya hidup, dengan konsumsi makanan berkadar serat rendah, rokok,
alkohol, dan jarang berolahraga, sehingga perubahan gaya hidup dapat
menurunkan prevalensi kanker secara signifikan, namun kemanjuran obat
anti kanker tetap menjadi tumpuan.
Bawang Putih Mentah Turunkan Risiko Kanker Paru-Paru dan Kanker Lainnya
Bawang putih (Allium sativum)
adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang
dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk
bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang putih mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yaitu senyawa sulfoksida yang merupakan turunan dari sistein asam amino. yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan
bahwa makan bawang putih dua kali seminggu mampu menurunkan risiko
kanker paru-paru sebesar 44 persen.
Penelitian dari China itu juga
membuktikan kalau efek rokok, salah satu hal yang memicu kanker
paru-paru, tidak akan menghilangkan khasiat konsumsi bawang putih.
Meskipun keampuhan makan bawang putih mentah pada perokok hanya
menurunkan risiko kanker sampai 30 persen saja.
Sekitar 40.000 orang dalam setahun
didiagnosis kanker paru-paru di Inggris dan Wales saja. Namun angka
tersebut bisa diturunkan jika seseorang membiasakan diri untuk
mengonsumsi bawang putih mentah. Selain itu, penelitian lain dari University of South Australia juga pernah menyebutkan kalau bawang putih mampu menurunkan risiko kanker usus besar hingga 35 persen.
Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, peneliti dari Jiangsu Provincial Centre di China membandingkan 1.424 paru-paru pasien kanker dengan 4.500 orang dewasa sehat.
Hasilnya, mereka yang rajin makan bawang
putih mentah setidaknya dua kali dalam seminggu memang berisiko rendah
terkena kanker paru-paru.
Sayangnya, belum ada kepastian apakah
memasak bawang putih juga akan memberi khasiat yang sama dalam
menurunkan kanker paru-paru.
Berbagai penelitian sebelumnya menjelaskan kalau senyawa bernama allicin
berperan dalam memberi manfaat kesehatan pada tubuh. Antioksidan
tersebut khususnya akan lebih dirasakan khasiatnya jika bawang putih
ditumbuk atau diiris kecil-kecil.
Manfaat Bawang Putih Mencegah Sel Kanker
Berikut adalah alasan kenapa bawang putih mampu mencegah munculnya penyakit kanker.
• Anti-tumerogenik,
bawang putih termasuk makanan yang memiliki sifat anti tumerogenik yang
berdampak antiproliferatif atau melawan pertumbuhan sel kanker.
• Menghambat pertumbuhan sel kanker, kandungan sulfur organik di dalam bawang putih mampu menjadi zat penghambat pertumbuhan sel kanker secara efektif.
• Meningkatkan perbaikan DNA, memperbaiki
DNA adalah langkah yang penting dalam mencegah pertumbuhan sel kanker.
Ekstrak bawang putih terbukti mampu dalam meningkatkan perbaikan sel
DNA.
• Melawan radikal bebas, radikal
bebas adalah salah satu penyebab dari munculnya penyakit kanker.
Kandungan allium di dalam bawang putih dapat menghancurkan dampak dari
radikal bebas di dalam tubuh yang pada gilirannya mampu meningkatkan
kesehatan tubuh.
• Mengurangi proliferasi sel, proliferasi
sel adalah kelebihan sel dalam tubuh yang bisa menjadi zat kanker.
Sementara bawang putih sendiri dapat mengendalikan proliferasi sel
penyebab kanker.
• Mematikan sel kanker, pertumbuhan
sel kanker dapat dihancurkan dengan makan bawang putih. Sebab lagi-lagi
kandungan allium di dalam sel kanker bermanfaat untuk menghancurkannya.
Itulah manfaat bawang putih untuk
mencegah munculnya penyakit kanker payudara. Selain itu bawang putih
juga kaya akan zat anti-oksidan yang baik untuk meningkatkan kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
Kanker paru-paru diklaim sebagai pembunuh nomor satu bagi wanita
Peneliti mengklaim bahwa kanker
paru-paru akan segera menjadi penyakit paling mematikan bagi wanita,
menggantikan kanker payudara. Hasil ini disebabkan oleh jumlah kematian
pada wanita akibat kanker paru-paru yang meningkat hingga delapan persen
pada tahun 2014.
Menurut peneliti, kanker paru-paru akan
menggeser kedudukan kanker payudara sebagai pembunuh nomor satu bagi
wanita karena jumlah perokok yang semakin meningkat jika dibandingkan
dengan 50 tahun yang lalu. Berdasarkan peneliti di University of Milan,
saat ini penyakit yang paling mematikan untuk wanita adalah kanker
paru-paru dan kanker pankreas untuk pria.
Berdasarkan data yang ada, peneliti
memperkirakan bahwa kanker paru-paru akan membunuh sekitar 82.300 orang
setiap tahunnya di Uni Eropa. Selain itu, peneliti juga memprediksi
bahwa kematian akibat kanker pankreas juga akan meningkat pada tahun
2014 nanti.
“Tahun ini kami memprediksi bahwa 41.300
pria dan 41.000 wanita akan meninggal akibat kanker pankreas. Hal ini
menunjukkan peningkatan angka kematian yang kecil namun secara stabil
terus meningkat mulai tahun 2002 hingga 2004. Kemungkinan kematian dari
kanker ini adalah 7,6 per 100.000 pria dan lima per 100.000 wanita,”
ungkap ketua peneliti Profesor Carlo La Vecchia dari University of
Milan, seperti dilansir oleh Daily Mail (24/04).
Analisis ini menunjukkan jumlah kematian
akibat kanker yang terus melonjak sejak tahun 2009. Selain peningkatan
pada kasus kanker paru-paru dan pankreas, peneliti juga mencatat
penurunan angka kematian akibat kanker perut dan kanker prostat sehat
2009. Kanker payudara dan kanker perut pada wanita juga turun hingga
sembilan persen dan tujuh persen.
Meski hasil ini didasarkan pada data yang
ada di Uni Eropa, namun tak menutup kemungkinan hal yang sama juga
berlaku di Indonesia. Sebaiknya para wanita mulai waspada dengan
faktor-faktor pemicu yang bisa menyebabkan kanker paru-paru. Melakukan
gaya hidup sehat dan berhenti merokok bisa menjadi langkah awalnya.
Satu dari 10 kematian di Eropa disebabkan penyakit paru-paru
Tak hanya kanker dan penyakit jantung
yang wajib diwaspadai. Penyakit paru-paru juga bisa menghilangkan nyawa
seseorang. Sebuah penelitian mengungkap bahwa penyakit paru-paru menjadi
penyebab satu dari 10 kematian di Eropa.
Penelitian yang dilakukan oleh European Respiratory Society
ini mengungkap bahwa penyebab terbesar kematian akibat penyakit
paru-paru ini adalah rokok. Kebiasaan merokok akan membuat jumlah
penderita kanker paru-paru dan COPD (chronic obstructive pulmonary disease) meningkat pada 20 tahun mendatang dan menyebabkan kematian.
Bahkan lembaga amal di Inggris mengungkap bahwa penyakit paru-paru menyebabkan satu dari empat kematian di Inggris.
Meski begitu, penyakit paru-paru masih terkesan diremehkan dan tak mendapatkan perhatian yang selayaknya, seperti dilansir oleh BBC pada (05/09/2014) lalu.
Hasil ini didapatkan melalui data dari World Health Organization dan European Centre for Disease Prevention and Control.
Meski penelitian dan hasil tersebut
berasal dari Eropa, namun bukan tak mungkin hal yang sama juga terjadi
di Indonesia. Mengingat kebiasaan merokok masih dilakukan oleh banyak
orang di Indonesia, penyakit paru-paru tak bisa diremehkan. Penyakit
paru-paru juga bisa menyebabkan kematian. Sudah saatnya penyakit ini
mendapatkan perhatian, penanganan, serta tindakan pencegahan yang cukup
dari pemerintah dan masyarakat.
Benarkah ‘Second-hand smoke’ Salah Satu Penyebab Lahirnya Perokok Pasif? Ternyata, Tidak ada Kaitan Antara Perokok Pasif atau ‘Second-hand Smoke’ dan Kanker Paru-Paru!
Menurut wikipedia.org, tembakau adalah tanaman dari keluarga Nicotiana (Solanaceae).
Selain sebagai rokok, pada zaman dahulu, tembakau juga dikonsumsi atau
dimakan, dijadikan bahan campuran pestisida untuk mengusir hama tanaman,
dan juga dijadikan obat.
Sampai sekarang ini, telah ada sekitar 70 jenis tembakau yang berasal dari seluruh penjuru dunia. Kata nikotin atau nicotiana diciptakan oleh seorang duta besar Portugis bernama Jean Nicot.
Sekarang ini penggunaan tembakau lebih dominan digunakan sebagai bahan baku rokok. Menurut catatan World Health Organization
(WHO), setiap tahun tercatat sedikitnya 5.4 juta orang meninggal
dikarenakan rokok. Asap rokok yang dihirup manusia memang tidak secara
langsung dapat mengakibatkan tubuh manusia akan terserang penyakit.
Namun, dalam jangka waktu yang panjang,
dengan menghisap atau menghirup asap hasil pembakaran tembakau dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), emphysema, dan beberapa kanker (kanker pankreas, kanker tenggorokan, kanker mulut, dan beberapa kanker lainnya).
Memang telah banyak yang mengetahui bahwa perokok pasif lebih rentan terkena penyakit daripada perokok aktif. Menurut Reporterindia.com, di India, kurang lebih 600 ribu orang meninggal akibat rokok.
Benarkah demikian? Bahwa menjadi
“Second-hand smoke” atau perokok aktif penyebab terkena penyakit dan
kanker? Ternyata semua itu adalah omong kosong dan sebuah kebohongan
yang besar!
Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa para second-hand smoker
atau para perokok pasif lebih rentan terkena kanker paru-paru. Namun,
menurut penelitian terbaru, ternyata keduanya tidak memiliki hubungan!!
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Standford University, tidak ada korelasi atau hubungan antara second-hand smoke dengan kanker paru-paru.
Penelitian yang dilakukan selama beberapa
tahun ini terhadap lebih dari 76 ribu wanita, akhirnya para peneliti
mengungkapkan bahwa memang ada hubungan antara perokok aktif dengan
kanker paru-paru, namun penyakit tersebut tidak berkaitan dengan para
perokok pasif atau second-hand smoker.
Dikutip dari Independent (13/12/2014) lalu, hasil penelitian yang telah dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute tersebut menyebutkan bahwa asap rokok tidak berpengaruh terhadap terciptanya risiko penyakit kanker paru-paru.
Ange Wang, salah satu peneliti dari
Stanford University, “Harus dibenarkan persepsi yang selama ini beredar.
Pada kenyataannya, perokok pasif tidak mempunyai kaitan erat dengan
kanker paru-paru”. Sayangnya, tidak dijelaskan secara detail kenapa
disebutkan bahwa para second-hand smoker atau perokok pasif tidak berkaitan dengan kanker paru-paru.
Polusi Udara Adalah Penyebab Utama Kanker Paru-Paru!
Ternyata, bukan cuma merokok yang bisa
meningkatkan risiko kanker paru-paru. Menurut WHO, polusi udara di
jalanan juga termasuk penyebab utama penyakit tersebut.
“Polusi udara adalah karsinogen (penyebab kanker) yang lebih berbahaya daripada perokok pasif,” terang Kurt Straif dari International Agency for Research on Cancer (IARC), institusi kanker milik WHO yang ada di Prancis.
Polusi udara itu pun bisa berasal dari
asap kendaraan bermotor, pembakaran industri, dan emisi agrikultur.
Karena komponennya yang cukup kompleks, IARC berpendapat kalau partikel
di dalam polusi udara yang tertanam di dalam paru-paru akhirnya bisa
menimbulkan kanker.
“Polusi udara juga cukup sulit dihindari.
Sebab kita keluar rumah, menghirup udara di jalanan yang penuh polusi,”
ujar Straif. Polusi udara juga beberapa kali disebutkan menjadi
penyebab dari penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, para ahli lain
menyebutkan kalau polusi udara adalah penyebab kanker yang sangat sulit
dihindari.
“Kita bisa memilih untuk tidak merokok
atau tidak minum, tetapi tidak bisa untuk tidak bernapas,” papar
Francesca Dominici dari Harvard University, seperti yang dikutip dari FoxNews. Risiko
kanker memang tergantung dari beberapa faktor, yaitu gen, paparan
radiasi tertentu, dan gaya hidup yang dilakukan (termasuk merokok, minum
alkohol, dan malas berolahraga).
Perokok Harus Rutin Jalani Tes Kanker Paru-Paru
Pemerintah Amerika menyarankan bahwa
perokok harus melakukan tes kanker paru-paru secara teratur, yaitu satu
tahun sekali. Hal ini paling disarankan untuk perokok berat atau mantan
perokok berat.
Memeriksakan diri dengan melakukan CT Scan
setiap tahun diharapkan bisa menurunkan risiko perokok untuk terkena
kanker paru-paru dan mencegah kematian akibat penyakit tersebut.
US Preventive Service Task Force mengeluarkan arsip rekomendasi berkaitan dengan hal ini, seperti dilansir oleh US News (29/07/2014) lalu.
Anggota panel menyarankan pemeriksaan
dilakukan oleh orang berusia 55 – 79 tahun yang merokok satu pak sehari
selama 30 tahun atau dua pak sehari selama 15 tahun.
Hingga kini belum diketahui apakah
rekomendasi ini juga perlu untuk perokok yang masih muda atau perokok
yang lebih ringan. Tes kanker paru-paru juga tidak direkomendasikan bagi
orang yang sudah berhenti merokok selama 15 tahun.
Tujuh Gejala Awal Kanker Paru-Paru Yang Tak Disadari
Menjaga kesehatan adalah hal yang haru
dijadikan prioritas setiap orang. Meski begitu, ada saja alasan untuk
mengabaikannya, seperti kurangnya waktu, kesibukan, dan lainnya. Hal ini
menyebabkan banyak orang tak menyadari munculnya penyakit berbahaya
pada diri mereka.
Salah satu penyakit yang seringkali tak
terdeteksi adalah kanker paru-paru. Pada masa-masa awal, kanker
paru-paru seringkali memiliki gejala yang cukup tersembunyi sehingga tak
banyak disadari. Mengetahui gejala ini sangat penting untuk mencegah
dan merawat kanker paru-paru secepatnya.
Seperti dilansir oleh Boldsky (26/01/2015) lalu, berikut adalah beberapa gejala kanker paru-paru tahap awal yang jarang sekali diketahui:
1. Jangan remehkan batuk
Siapa saja bisa
mengalami batuk, karena penyakit ini wajar dialami oleh banyak orang.
Namun batuk bisa akan hilang dalam hitungan hari. Jika batuk terus
bertahan lebih dari satu minggu dan seringkali muncul saat udara dingin,
sebaiknya waspada. Itu bisa jadi berkaitan dengan penyakit paru-paru
atau gejala awal kanker paru-paru.
2. Kehabisan napas
Anda bisa
terengah-engah dan kehabisan napas ketika melakukan banyak kegiatan.
Namun berhati-hatilah jika Anda mudah kehabisan napas tanpa alasan
apapun atau ketika Anda tak melakukan kerja berat. Jika kehabisan napas
menjadi hal yang sering terjadi pada Anda, itu bisa jadi salah satu
pertanda kanker paru-paru. Kehabisan bernapas adalah salah satu tanda
kanker paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
3. Sakit pada bagian tertentu
Rasa sakit pada bagian
tertentu pada tubuh bisa jadi dipicu oleh kanker paru-paru. Salah
satunya adalah rasa sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan
lengan. Hal ini terjadi karena kanker paru-paru menyebabkan masalah
pernapasan dan menekan saraf pada bagian-bagian tubuh tertentu.
4. Sering sakit
Kesehatan yang buruk
dan berkali-kali mengalami sakit adalah salah satu gejala kanker
paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Jika Anda memiliki
kebiasaan merokok, Anda akan sering merasa lelah, depresi, penurunan
berat badan, dan rasa sakit pada lutut. Anda harus segera berkonsultasi
dengan dokter dan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk
mengetahui apa penyebab sakit tersebut.
5. Bronchitis
Bronchitis adalah salah
satu gejala penyakit kanker paru-paru yang jarang terjadi. Biasanya ini
terjadi pada perokok. Jika Anda sering merasa sakit dan tak sehat
karena bronchitis sebaiknya waspada karena itu bisa jadi memicu
munculnya kanker paru-paru.
6. Napas berbunyi
Napas yang berbunyi
saat tidur adalah salah satu gejala yang harus diwaspadai. Ini merupakan
salah satu gejala kanker paru-paru yang seringkali disalahartikan
sebagai masalah tidur. Meski begitu, jika masalah ini terus muncul
bahkan ketika masalah tidur sudah diatasi, sebaiknya konsultasikan pada
dokter dan periksa kesehatan pernapasan Anda.
7. Suara berubah
Suara bisa berubah
serak dan tak menyenangkan ketika Anda mengalami demam atau flu. Namun
ini juga merupakan salah satu gejala kanker paru-paru yang sering
disalahartikan. Kanker paru-paru akan mempengaruhi kotak suara sehingga
sangat mungkin akan menyebabkan suara Anda berubah. Jika suara Anda
berubah dalam waktu yang lama, bahkan ketika pilek atau flu sudah
sembuh, sebaiknya periksakan ke dokter dan lakukan rontgen paru-paru.
Beberapa gejala kanker paru-paru tersebut
terlihat biasa dan bisa disalahartikan sebagai penyakit lain. Namun
Anda harus waspada. Mengetahui gejala awal tersebut bisa menyelamatkan
nyawa Anda atau nyawa orang yang Anda cintai.
Tahukah Anda, Bahwa Menghirup Oksigen Saat Bernapas Dapat Sebabkan Kanker?
Saat bernapas, oksigen merupakan udara
yang penting untuk Anda hirup setiap harinya. Oksigen bahkan berada di
dalam aliran darah Anda untuk menjaga agar tubuh tetap berfungsi
optimal.
Namun tahukah Anda bahwa menghirup oksigen ternyata bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker paru-paru?
“Meskipun oksigen memainkan peranan
penting bagi kehidupan manusia, namun kami menemukan bahwa cara tubuh
untuk memproses oksigen memiliki potensi karsinogenik,” ujar Kamen
Simeonov dari University of Pennsylvania.
“Oksigen dikenal sangat reaktif. Ketika
sel-sel dalam tubuh menggunakan oksigen untuk mengolah energi yang
tersimpan di dalam makanan, maka proses ini menghasilkan efek samping
yang disebut dengan radikal bebas. Radikal
bebas mampu menyebabkan kerusakan struktur sel dan DNA yang dapat memicu
kanker,” jelas Daniel Himmelstein, peneliti lainnya dari University of California di San Francisco.
Radikal bebas ( free radical),
adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron
bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan
kovalen. Radikal bebas tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak
berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi.
Akibat pemecahan homolitik itu, suatu
molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak
berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai
spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali
bereaksi dengan molekul lain, dan membentuk radikal baru.
Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil
metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil
penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan
lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu
dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.
Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah
serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal.
Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan Antioksidan (Antioxidant)
yaitu merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat
oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah.
Antioksidan juga sesuai didefinisikan
sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal
bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini
dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, Vitamin C, dan
β-karoten (beta-Carotene).
β-Karoten adalah pigmen
berlimpah pada tanaman dan buah-buahan yang memiliki warna merah-oranye.
β-Karoten adalah senyawa organik dan kimia yang diklasifikasikan
sebagai hidrokarbon dan secara khusus sebagai terpenoid (isoprenoid),
turunan dari unit isoprena.
“Resiko untuk terkena kanker paru-paru
karena menghirup oksigen akan meningkat saat oksigen yang Anda hirup
mengandung polusi atau paparan sinar matahari yang terlalu tinggi. Iklim
yang berubah menyebabkan menurunnya kualitas oksigen, juga sangat
berperan besar,” pungkas mereka.
Tahukah Anda, Bahwa Suplemen Vitamin E Justru Memperparah Kanker Paru-Paru?
Selama ini Anda mengenal bahwa vitamin E
bermanfaat sebagai zat anti oksidan di dalam tubuh. Oleh karenanya,
vitamin E baik untuk mencegah penyakit kanker dan juga menghambat
pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh penderita kanker.
Namun seperti dilansir dari dailymail.co.uk,
suplemen vitamin E dan beberapa jenis suplemen vitamin lain yang
bermanfaat sebagai zat anti oksidan justru mampu memperparah penyakit
kanker paru-paru pada perokok.
Penelitian yang menggunakan tikus sebagai
bahan penelitian ini mengungkapkan bahwa zat anti oksidan seperti
vitamin A, C, dan E akan mematikan pertahanan alami tubuh Anda.
Akibatnya sistem kekebalan tubuh Anda melemah dan sel kanker akan dengan
lebih mudah berkembang di dalam tubuh Anda.
Penelitian ini jelas memancing
kontroversi. Dr Emma Smith, seorang peneliti senior dari Cancer Research
di Inggris mengatakan bahwa penelitian tersebut membutuhkan pembuktian
lanjutan. Sebab menurutnya sebenarnya tidak ada suplemen yang
benar-benar mampu menangkal atau menyembuhkan penyakit kanker. Lebih
lanjut ia menjelaskan bahwa penyakit kanker dapat dicegah dengan selalu
mengonsumsi makanan sehat dan alami. (Daily Mail/BBC/FoxNews/Reporterindia/Independent/US News/Boldsky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar