Mengenal Lebih Dekat: Misteri Penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis)
Mengenal Lebih Dekat:
Misteri Penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis)
Penyakit ALS (amyotrophic lateral sclerosis) atau ‘Penyakit Motorik Syaraf’ atau ‘Penyakit Syaraf Gerak’
yang menimpa Profesor terkenal di dunia Stephen Hawking bisa menimpa
siapa saja. Bahkan, menurut statistik, penyakit ALS ini 90% tidak bisa
disembuhkan. Benarkah?
Mengenai hal ini, dr. H. Taufan Budi S,
SpBs dari RS Medistra dan RS Satyanegara, Jakarta, menjelaskan, ALS
adalah penyakit degenerasi saraf motorik yang progresif atau makin lama
makin buruk.
Saraf pada otot motorik atau pergerakan,
mulai dari otak ke sumsum tulang belakang lalu ke otot, mengalami
degenerasi atau penuaan. Akibatnya, otot motorik atau otot lurik yang
berfungsi sebagai pergerakan tidak dapat menerima perintah otak.
Selain itu, pada sumsum tulang belakang tampak pengapuran di bagian samping (lateral).
Itu sebabnya, disebut lateral sclerosis. Hingga kini, 90% penyebab ALS
belum bisa diketahui, sedangkan 10% penyebabnya adalah faktor genetis
dan lingkungan.
Karena yang terjadi adalah kelainan
degeneratif, penyakit ini sering ditemukan pada penderita di atas usia
50 tahun. Tetapi, tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia muda.
Lalu, apakah pada usia muda terjadi penuaan?
“Bukan orangnya yang menjadi tua, namun
sel-sel saraf motorik atau saraf yang bekerja memerintah otot sesuai
otak tersebut menjadi tua sebelum waktunya. Hal ini terjadi terus hingga
keadaan otot makin memburuk,” ujar dr. Taufan.
Gejala ALS ditandai oleh melemahnya
otot-otot pergerakan yang bekerja atas perintah otak. Tergantung otot
mana yang terserang lebih dulu. Misalnya, jika serangan awal terjadi
pada jari telunjuk kanan, maka jari ini akan melemah, lalu diikuti ibu
jarinya.
Selain melemah, otot juga akan mengecil,
sehingga akan tampak telunjuk dan ibu jarinya mengecil (atropi).
Penyakit ini dikatakan berangsur memburuk karena akan diikuti saraf
lengan bawah, lengan atas, kaki kiri dan kanan, dan seterusnya.
Otot jantung tidak berada di bawah kendali otak, jadi luput dari serangan penyakit ini.
Gejala ALS bisa terlihat dari hal tertentu, misalnya gelas terjatuh ketika dipegang, atau lemah berjalan.
Bila terkena saraf menelan, maka penderita akan sulit menelan, tersedak, dan hilang refleks batuk.
Dapat terjadi kram otot atau kejang otot
terus-menerus (fasikulasi), hingga suatu saat tidak hanya lemah kaki dan
tangan, tapi juga perubahan suara sampai sulit berbicara.
Bahkan, bila terkena saraf yang berperan
untuk bernapas, maka penderita akan sesak napas sehingga terpaksa
menggunakan alat bantu napas.
Kondisi ini memaksa penderita berbaring
dalam waktu lama sehingga membuka kemungkinan terinfeksi penyakit pada
paru-paru yang disebut pneumonia, seperti yang terjadi pada Stephen
Hawking. Terlebih bila penderita sudah menggunakan alat bantu napas.
Sayangnya, belum ada obat yang bisa
mengobati penyakit ini sampai tuntas. “Pengobatan masih berupa upaya
untuk menahan laju pemburukan yang terjadi. Misalnya, dengan vitamin
penambah kekebalan tubuh atau zat antioksidan, seperti Q10. Berbagai
pengobatan mutakhir terus dicoba, termasuk terapi stem cell (sel punca)
yang saat ini masih dalam penelitian,” ungkap dr. Taufan.
Penyakit ini memang sulit dicegah, namun
secara umum kita harus meningkatkan kekebalan tubuh, baik dengan diet
dan olahraga yang baik, plus mengonsumsi asupan vitamin dan antioksidan.
Gejala-Gejala Penyakit Motorik Saraf
Umumnya, gejala-gejala penyakit motorik
saraf meliputi ALS tidak terlihat sampai seseorang berusia lebih dari 50
tahun meskipun penyakit tersebut telah ada dalam diri orang tersebut.
Gejala-gejala tersebut antara lain:
1. Kesulitan bernapas.
2. Kesulitan menelan, yang berakibat:
a. Kesulitan mendorong makanan ke tenggorokan.
b. Mengeluarkan air liur saat memasukkan makanan.
c. Tersedak.
b. Mengeluarkan air liur saat memasukkan makanan.
c. Tersedak.
3. Kepala miring, karena lemahnya otot leher.
a. Keram otot.
b. Konstraksi otot yang disebut juga fasciculations.
b. Konstraksi otot yang disebut juga fasciculations.
4. Otot semakin melemah.
a. Umumnya berawal dari lengan maupun kaki.
b. Kesulitan mengangkat, naik tangga, dan berjalan.
b. Kesulitan mengangkat, naik tangga, dan berjalan.
5. Kelumpuhan.
6. Kesulitan dalam berbicara, seperti berbicara dengan sangat pelan atau cara berbicara yang tidak wajar (kata-kata menyatu).
7. Suara berubah atau serak.
8. Berat badan berkurang drastis.
Orang yang memiliki penyakit ALS akan
kehilangan kekuatan dan koordinasi otot sampai kemudian kondisi semkin
memburuk dan menyulitkan melakukan kegiatan sehari-hari.
Pengobatan umum untuk penyakit ALS / PBP / PMA?
Saat
ini penyakit ALS / PBP / PMA telah dapat ditangani dengan pengobatan
terapi sel induk kami dimana kita ketahui bahwa pengobatan umum yang
dilakukan di rumah sakit setempat hanya dapat memperlambat perkembangan
dan mengurangi gejala-gejala yang diterima pada titik tertentu.
Obat-obatan standar dapat membantu
memperlambat gejala-gejala yang diterima dan membiarkan pasien hidup
lebih lama. Berikut ini adalah beberapa standar pengobatan yang tersedia
yang dapat mengendalikan gejala penyakit motorik saraf:
1. Obat-obatan dengan resep dokter, yang tersedia dapat mengurangi lelah, menghilangkan keram otot, mengendalikan kejang, dan mengurangi air liur dan lendir.
a. Obat-obatan ada yang digunakan untuk mengurangi kejang yang dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari orang tersebut.
b. Adapula obat-obatan yang diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan dalam menelan makanan.
c. Obat-obatan lainnya ada yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, depresi, gangguan tidur, dan sembelit.
b. Adapula obat-obatan yang diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan dalam menelan makanan.
c. Obat-obatan lainnya ada yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, depresi, gangguan tidur, dan sembelit.
Catatan:
Apoteker dapat membantu memberikan saran mengenai obat yang tepat bagi
pasien serta mengawasi obat-obatan yang menggunakan resep dokter agar
tidak ada komplikasi yang disebabkan konsumsi obat-obatan yang berbeda.
2. Rehabilitasi
a. Terapi fisik untuk mengurangi keram otot dan menjaga bentuk otot.
b. Terapis Occupational dapat membantu menyarankan alat bantu yang tepat untuk pasien.
c. Terapi bicara untuk mempermudah pasien dalam menelan makanan, makan, dan berbicara.
d. Alat batu seperti ramps, kawat gigi, tongkat berjalan, dan kursi roda.
b. Terapis Occupational dapat membantu menyarankan alat bantu yang tepat untuk pasien.
c. Terapi bicara untuk mempermudah pasien dalam menelan makanan, makan, dan berbicara.
d. Alat batu seperti ramps, kawat gigi, tongkat berjalan, dan kursi roda.
3. Gastrostomy Tube, yaitu selang menuju perut yang dapat membantu pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan makanan.
4. Ahli gizi, akan membantu mengatur pola makan Anda yang dapat mengurangi perkembangan penyakit ALS.
5. Alat bantu pernapasan, yang biasa digunakan pada malam hari untuk mengawasi pola tidur setiap harinya.
6. Pekerja sosial, dapat membantu pasien dan keluarganya menghadapi penyakit tersebut.
7. Perawat pribadi atau pengasuh pribadi, menawarkan dukungan khusus untuk pasien dan dan memberikan kesempatan bagi keluarganya untuk beristirahat.
8. Dukungan dari teman dan keluarga, sangat penting bagi pasien untuk memotivasi dan mendukung pasien di saat-saat sulit.
Fakta Nyata ALS
Penderita ALS tidak pasti memiliki kekurangan yang berarti, diantaranya:
1. ALS tidak mempengaruhi kepandaian seseorang,
pasien pengidap ALS akan mengalami perubahan fungsi kognitif seperti
depresi, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dan kesulitan dalam
mengingat suatu hal.
2. ALS juga dikenal dengan Lou Gehrig’s disease,
dan dinamakan setelah Henry Louis “Lou” Gehrig, pemain baseball pertama
New York Yankee yang meinggal dunia karena ALS di tahun 1941.
3. ALS tidak mempengaruhi kemampuan 5 panca indera (melihat, mencium, merasakan, mendengar, maupun menyentuh) pada diri seseorang.
4. Satu dari 20,000 orang di dunia menderita penyakit ALS.
5. ALS dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang ras dan latar belakang etnis.
6. Umumnya ALS menyerang orang-orang usia 40 dan 60 tahun. Namun penyakit ini dapat menyerang siapa saja baik muda maupun tua.
7. Pria lebih rentan terkena penyakit ALS dibandingkan wanita.
8. Bukan dikarenakan keturunan yang berasal dari orang tua, karena sebesar 90 sampai 95 persen orang dengan penyakit ALS bukan dikarenakan keturunan yang berasal dari orang tua.
Penyebab ALS mulai terungkap
Penyebab sebenarnya dari gangguan ALS
(Amyotrophic Lateral Sclerosis) atau Penyakit Lou Gehrig telah lama tak
diketahui. Namun pada penelitian dari Universitas Nortwestern
mengungkapkan penyebab penyakit degeneratif yang mematikan ini. Hasil
penelitian ini tentunya akan membantu meningkatkan wawasan pada ALS dan
kemungkinan untuk terapinya.
Berdasarkan keterangan dari Universitas
Northwestern, penelitian baru menemukan bahwa penyebab dasar dari
gangguan ini adalah perusakan pada sistem daur ulang dari protein pada
sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Padahal fungsi sel saraf yang optimal
bergantung pada efisiensi proses daur ulang dari protein-protein. Ketika
sistem ini rusak, sel tidak dapat memperbaiki dan merawat diri mereka
sehingga turut rusak. Hingga kini belum ada perawatan yang efektif
ataupun penyembuhan untuk ALS.
Konspirasi perusahaan Makanan dan Minuman?
Akibat “datangnya” penyakit-penyakit yang
dulunya tak pernah ada, maka pertanyaannya adalah, apakah semua ini
akibat pola makan manusia yang pada masa kini sudah tak sehat lagi?
Mengingat hampir seluruh mainstream perusahaan makanan dan minuman di
dunia telah mencampurkan zat ‘non-alamiah’ di dalamnya.
Walau dibuat khusus untuk makanan dan dirasa aman, namun bahan kimiawi
sebagai pengawet buatan, bahan pewarna buatan, bahan perasa batan,
bahan pemanis buatan, kadar pestisida yang lebih tinggi, tambahan
formalin, borax dan kadar kolesterol jahat semakin tinggi di dalam
makanan dan minuman serta juga hasil dari olah genetik seperti GMO,
membuat makanan dan minuman yang manusia konsumsi pada masa kini,
sebenarnya adalah racun yang membunuh sel-sel, secara perlahan.
Akibatnya, karena cara kerja yang perlahan namun pasti inilah yang tidak membuat manusia menjadi lebih aware,
waspada dan tak menyadari bahwa apa yang ia makan dan minum, sebenarnya
sangat berbahaya dalam jangka panjang. Efek samping yang lama ini tak
disadari, maka sel-sel di dalam tubuh manusia akan lebih cepat melemah
dan mati akibat asupan zat ‘non-alamiah’ , sebelum waktunya.
Dari penelitian yang telah dilakukan
setelah diagnosa pertama ALS diketahui, maka penderita ALS tanpa bantuan
apapun akan meninggal dunia upada 3 – 5 tahun ke depannya.
Ice Bucket Challenge aksi simpati untuk penderita ALS
Begitu pelan tapi pasti menakutkannya
penyakit ini, maka banyak orang bersimpati kepada mereka. Pada masa
kini, untuk menunjukkan rasa simpati terhadap para penderita ALS, banyak
warga di dunia dari orang biasa hingga artis-artis dunia, bahkan
selebriti Hollywood melakukan aksi “efek domino” yang bernama “Ice Bucket Challenge” (IBC), yaitu aksi mengguyur air es yang sangat dingin ke kepala mereka sendiri.
Bisa dibilang mirip efek domino,
karena setelah mengguyur kepalanya dengan air es yang telah dimasukkan
ke dalam ember, ia dapat menantang, biasanya sebanyak tiga orang lain
(teman atau kerabatnya), dengan menyebutkan namanya. Maka, orang-orang
yang ditantang itu harus melakukan hal yang serupa dan biasanya berlaku
selama 24 jam, dan begitu seterusnya.
Misalnya saja, setelah Mark Zuckerberg (CEO Facebook) ditantang untuk melakukan Ice Bucket Challenge oleh seorang Gubernur di AS, Mark Zuckerberg lalu mengunggah videonya
, kemudian ia menantang Bill Gates (CEO Microsoft & Intel). Maka
Bill Gates menerima tantangan itu dan melakukannya, kemudian ia
menggunggah videonya juga.
Setelah itu Bill Gates menantang
teman-temannya yang lain, mirip efek domino. Tapi jika yang ditantang
tak melakukannya, maka ia harus berdonasi kepada para penderita ALS
melalui akun-akun sosial khusus ALS yang banyak tersedia di internet.
Namun pada kenyataanya, walau mereka
tetap mengguyur kepalanya dengan air es sebagai bentuk rasa simpati dan
dukungan terhadap penderita ALS, tapi mereka tetap menyumbangkan uangnya
melalui badan-badan sosial yang khusus membantu para penderita ALS yang
ada diseluruh dunia. Demikianlah artikel “lebih dekat mengenai ALS”,
semoga bermanfaat.
VIDEO:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar