Sering Kenakan Bra: Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?
Sering Kenakan Bra: Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?
Bra atau penyangga payudara pada wanita
dipercaya bisa menjaga bentuk payudara tetap indah dan kencang, terutama
bagi wanita yang sudah memiliki buah hati dan menyusui.
Namun, penelitian mengungkap bahwa
mengenakan bra terlalu lama dapat meningkatkan suhu di sekitar payudara
yang bisa memicu timbulnya kanker payudara.
Adalah ilmuwan dari Sydney-Australia,
bernama Soma Grismaijer yang melakukan penelitian mengenai berapa lama
waktu yang sehat mengenakan bra bagi wanita. Grismaijer mengatakan bahwa
waktu ideal untuk mengenakan bra adalah kurang dari 12 jam.
Ia menyarankan kepada wanita di seluruh
dunia, jika ingin menghindari risiko kanker payudara sebaiknya tidak
terlalu sering mengenakan bra. Berapa lama? yaitu kurang dari 12 jam
sehari.
Hasil Studi tentang Bra dan Kanker Payudara
Kesimpulan ini didapat setelah Grismaijer
meneliti kebiasaan memakai bra 4.500 wanita di lima kota besar Amerika
Serikat. Hasil studi yang dilakukan Grismaijer menunjukkan bahwa wanita
yang mengenakan bra selama 24 jam sehari lebih berisiko terserang kanker
payudara ketimbang wanita yang jarang memakai bra. Dalam penelitian
tersebut, Grismaijer juga mendapatkan sebuah statistik singkat tentang
berapa lama wanita mengenakan bra dalam sehari, yaitu:
• 3 dari 4 wanita memakai bra 24 jam per hari.
• 1 dari 7 wanita memakai bra lebih dari 12 jam per hari, tetapi tidak menggunakannya saat tidur.
• 1 dari 152 wanita memakai bra kurang dari 12 jam per hari.
• 1 dari 168 wanita jarang atau bahkan yang tidak pernah memakai bra sama sekali.
• 1 dari 7 wanita memakai bra lebih dari 12 jam per hari, tetapi tidak menggunakannya saat tidur.
• 1 dari 152 wanita memakai bra kurang dari 12 jam per hari.
• 1 dari 168 wanita jarang atau bahkan yang tidak pernah memakai bra sama sekali.
Lebih jauh, dari hasil statistik tersebut
didapatkan kesimpulan bahwa wanita yang mengenakan bra selama 24 jam
berisiko 125 kali lebih besar terkenan kanker payudara ketimbang mereka
yang jarang mengenakan bra. Hasil studi Grismaijer ini telah dimuat
dalam sebuah buku berjudul, Dressed To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras.
Cegah Kanker Payudara
“Tidur adalah saat yang tepat untuk mengistirahatkan payudara. Sebaiknya jangan tidur dengan bra,” ungkap Grismaijer.
Selain tidur tanpa bra, rajin menyusui
sang buah hati juga bisa menurunkan risiko kanker payudara. Ini terjadi
karena sistem limfatik pada payudara hanya berkembang optimal selama
masa kehamilan dan menyusui. Itulah sebabnya wanita yang terlalu lama
memakai bra dan menunda untuk punya anak berisiko lebih tinggi terkena
kanker payudara.
Secara global, lebih dari 70 persen
wanita yang terkena kanker payudara pada dasarnya tidak memiliki risiko
kanker payudara. Namun peneliti menduga bahwa kebiasaan mengenakan bra
dengan ukuran yang tidak sesuai dan dalam waktu lama dapat meningkatkan
risiko kanker payudara.
Bra yang terlalu sempit dapat
meningkatkan suhu dan menghalangi aliran getah bening di daerah
payudara. Seperti kita ketahui bahwa getah bening berfungsi untuk
membersihkan limbah dan racun penyebab kanker serta menjauhkannya dari
payudara.
Kanker Payudara Pembunuh Nomor Satu Wanita Indonesia
Kanker payudara saat ini menjadi pembunuh
nomor satu wanita Indonesia. Hal ini dikatakan dokter onkologi RSPAD
Gatot Soebroto, dr Saptadi Setia Basuki Sp.B Onk.
“Sampai sekarang belum ada berapa
angkanya. Yang jelas saat ini posisinya ada di atas kanker serviks,”
ujarnya dalam acara, “Deteksi Dini Kunci Pencegahan dan Penanganan
Kanker Payudara.”
Kanker ini mayoritas menyerang kaum hawa.
Saptadi mengatakan, hal ini diakibatkan hormone esterogen yang ada pada
wanita. Esterogen ini akan membentuk ikatan dengan sel kanker yang
tumbuh. Umumnya kanker ini menyerang wanita berumur di atas 35 tahun.
Kondisi ini tentunya sangat
memprihatinkan. Apalagi penyakit ini muncul tanpa gejala. “Pasien
biasanya baru memeriksakan diri setelah memasuki stadium lanjut,” kata
Saptadi.
Menurutnya, sekitar 50 persen pasien yang
periksa ke dokter setelah ada rasa sakit, atau terjadi perubahan pada
payudaranya. Perubahan ini bisa pada warna kulit, puting susu yang masuk
ke dalam, atau cairan keluar dari puting susu. “Padahal, kalau sampai
terjadi perubahan, berarti kankernya sudah pada stadium lanjut. Mungkin
stadium dua atau tiga,” jelasnya.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya
benjolan pada payudara atau ketiak. Saptadi menyarankan untuk segera
memeriksakan diri begitu dirasa ada benjolan di daerah tersebut.
Benjolan pada ketiak merupakan indikasi sel kanker sudah menyebar ke
organ yang lain.
Semakin cepat memeriksakan diri, maka
proses pengobatan bisa sesegera mungkin dilakukan. Penderita kanker
stadium awal memiliki kesempatan hidup 100 persen pada lima tahun
kehidupan berikutnya.
Sedangkan kanker stadium dua memiliki
daya survival 70 sampai 80 persen. Stadium tiga dan empat memiliki daya
hidup paling kecil, yaitu 40 dan 20 persen. Sehingga makin cepat
diperiksa, kesempatan hidup juga lebih besar.
Para penderita kanker payudara stadium awal juga berkesempatan melakukan breast conservation.
Pada operasi ini yang diangkat hanya sel kankernya, bukan seluruh
payudara. Syarat untuk operasi ini adalah ukuran tumor maksimal tiga
sentimeter, kemauan pribadi pasien, bersedia melakukan kontrol rutin,
dan lokasi pertumbuhan tumor terlokalisir.
Tidur Pakai Bra, Benarkah Berbahaya?
“Melihat penderitaan ibu terkena kanker
payudara, saya jadi khawatir. Makanya, sampai sekarang saya nggak mau
lagi tidur pakai bra,” celoteh seorang artis sinetron di televisi.
Ucapan sang artis yang sangat mungkin
didengar jutaan penonton di Indonesia itu, seolah mempertegas bahwa
pemakaian bra saat tidur berpotensi menimbulkan kanker payudara. Maka,
tidak sedikit wanita menghindari mengenakan bra saat tidur.
Benarkah pemakaian bra saat tidur bisa memicu munculnya kanker payudara?
“Nggak betul itu, tidak ada hubungan
antara mengenakan bra saat tidur dengan munculnya kanker payudara,” kata
dr. Febriansyah, SpOG., yang berpraktik di RSIA Kemang Medical Care, Kemang, Jakarta Selatan. Menurut dia, wanita boleh saja mengenakan bra saat tidur.
“Asalkan pilih bra yang tidak berkawat,
karena model bra seperti ini membuat payudara tertekan. Akibatnya,
aliran darah tidak lancar dan ini akan memengaruhi kesehatannya,” kata
dr. Febriansyah.
Idealnya, lanjut Febriansyah, saat tidur
memang sebaiknya tidak mengenakan pakaian dalam agar aliran darah bisa
lebih lancar, tubuh menjadi lebih rileks, dan saat bangun tidur tubuh
terasa lebih bugar.
“Kalau payudara tertekan, bra akan
menghambat aliran darah sehingga menimbulkan beberapa masalah, misalnya
merasa pegal dan sakit,” tambahnya.
Sama halnya dengan pria. Kata dia,
informasi yang menyebut pria mengenakan celana dalam saat tidur bisa
menyebabkan kemandulan itu tidak benar.
“Yang pasti, pria sebaiknya tidak
mengenakan celana dalam ketat saat tidur. Sama saja tujuannya supaya
tidak ada tekanan pada alat kelamin dan aliran darah lancar,” katanya.
Pria boleh saja mengenakan celana saat
tidur, tapi pilihlah model celana longgar misalnya celana boxer. Baik
pria maupun wanita, tidur hendaknya mengenakan pakaian longgar atau
tidak terlalu ketat.
“Wanita yang mengenakan celana dalam
terlalu ketat, sirkulasi udara pada vaginanya bisa terganggu. Hal ini
dapat menimbulkan masalah keputihan,” kata Febriansyah.
Selain harus longgar, lanjutnya,
hendaknya pria maupun wanita mengenakan pakaian yang mampu menyerap
keringat. Sebab, di saat tidur, tubuh kita berkeringat. “Jangan
mengenakan pakaian berbahan polyester karena bahan ini tidak menyerap
keringat.
Cara Benar Mengenakan Bra
Pemilihan ukuran bra yang tepat tak hanya
sekedar menyangga dan menjaga bentuk, ukuran dan tekstur keindahan
payudara, namun juga mempengaruhi bagi kesehatan tubuh Anda.
Menurut sebuah survei, dua per tiga
wanita telah mengalami 5 kali perubahan ukuran bra selama hidupnya,
sebagai bentuk perubahan berat badan yang naik turun.
Hal inilah yang menyebabkan pentingnya
bagi wanita untuk selalu mengukur ukuran lingkar dada dan ukuran cup
saat membeli bra. Terlebih lagi kini, banyak wanita yang membeli bra
hanya karena model dan warnanya saja.
Lucia Niken, Marketing Manager Sorella, yang ditemui dalam jumpa pers Sorella ‘Right Support’
(7/1) menjelaskan bahwa para wanita jangan pernah malu ataupun risih
saat harus mengukur ukuran bra guna mendapatkan bra yang sesuai. Bahkan
wanita juga jangan sungkan jika harus menyobanya terlebih dahulu.
“Banyak wanita, yang membeli bra dengan
satu ukuran. Meskipun memakai merek yang sama, namun beda model, bisa
jadi ukurannya berbeda. Selalu lakukan pengecekan ukuran bra dengan
mencobanya saat akan membelinya,” jelas Lucia.
Tak hanya sekedar ukuran bra yang kurang
diperhatikan, cara memakai bra dengan benar sering tidak diperhatikan
oleh kaum hawa. Cara pemakaian bra yang salah ternyata mempengaruhi
bentuk payudara itu sendiri. Itulah pentingnya, wanita harus tahu
bagaimana menggunakan bra dengan baik.
“Memasang bra yang baik adalah dengan
membungkukkan badan dan memasukkan payudara ke dalam cup bra, lalu
dipasang pengait dan talinya. Setelah selesai, angkat kedua tangan
keatas dan periksalah apakah kedua payudara Anda sudah masuk ke cup
dengan sempurna. Bila tak tertopang dengan sempurna, bisa jadi pemilihan
bra Anda salah, dan berisiko terjadi iritasi,” ungkap Lucia.
Cara tersebut tentu saja bisa diterapkan
pada payudara dengan ukuran apupan, asalkan selalu menggunakan bra yang
sesuai dengan ukuran payudara Anda. Jangan longgar karena payudara bisa
melorot, dan jangan pula terlalu kencang, karena bisa iritasi.
Setelah mengetahui cara pemakaian bra
yang benar, Lucia menegaskan bahwa cara pencucian bra juga sangat
mempengaruhi. Dan yang terpenting bagi wanita, untuk mencuci pakaian
dalamnya sendiri, termasuk bra, agar tak kehilangan bentuknya.
“Rendamlah bra kedalam air sabun (kalau
bisa, gunakan deterjen liquid) sebentar saja. Setelah itu, di
tepuk-tepuk dan langsung digantung dengan hanger baju. Ingat jangan di
peras dan tekuk, karena akan merubah bentuknya,” tambahnya.
Sehatnya Punya Payudara Kecil
Wanita mana yang tak ingin memiliki
bentuk dan ukuran payudara yang indah? Tak ada. Hingga kini, masih
banyak wanita yang suka iri dengan bentuk payudara wanita lain yang
terlihat lebih montok dan berisi.
Namun, bagi Anda yang memiliki ukuran
payudara kecil, jangan bersedih hati. Ternyata ukuran payudara
mempengaruhi kesehatan Anda.
Menurut penelitian, wanita yang memiliki
payudara kecil memiliki risiko kecil terkena diabetes tipe 2
dibandingkan dengan wanita yang berpayudara besar.
Para peneliti dari Harvard University di
Amerika Serikat dan University of Toronto di Kanada melakukan survei
terhadap 92. 106 wanita dan menemukan mereka yang memakai cup bra size D
atau lebih besar pada usia 20 tahun, memiliki risiko hingga tiga kali
lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingnya dengan wanita yang
memakai cup bra size A.
Professor Joel Ray percaya bahwa hubungan ini berkaitan dengan bagaimana pertumbuhan payudara selama masa puber (masa remaja).
“Puberitas adalah masa yang ditandai
dengan naiknya resistan insulin, sebuah kondisi dimana tubuh tidak tidak
bisa menyerap glukosa sebagaimana mestinya yang menyebabkan tingginya
kadar gula darah, sehingga memicu diabetes tipe 2,” jelasnya, seperti
dilansir melalui Daily Mail, Selasa (17/1).
Upaya Mengurangi Risiko Kanker Payudara
Kasus kanker payudara di Amerika Serikat
tertinggi di dunia, mencapai 112,6 per 100.000 orang. Di Inggris, kanker
payudara adalah jenis penyakit paling umum menyerang wanita. Setiap
tahun sekitar 47.000 perempuan Inggris didiagnosis dengan penyakit ini
dan sekitar 341 orang laki-laki juga.
Medicalnewstoday menyebutkan, angka
kanker payudara telah meningkat dari tahun ke tahun. Diyakini bahwa
faktor nutrisi dan gaya hidup, seperti konsumsi alkohol yang berlebihan,
diet tinggi lemak, diet rendah serat, dan obesitas, berperan dalam
risiko kanker payudara.
Mariette Abrahams, juru bicara ahli gizi
freelance terdaftar, menjelaskan, saat ini semakin tinggi permintaan
bagaimana upaya mencegah kanker payudara dan perawatan sejak dini.
“Di masa depan, kita mungkin dapat
memberikan saran diet yang lebih pribadi untuk individu yang telah
mewarisi varian gen yang meningkatkan risiko mengembangkan kanker
payudara,” kata Abrahams.
Namun sebagai upaya pencegahan dini, berikut beberapa cara mengurangi risiko kanker payudara:
1. Kontrol berat badan
Pastikan Anda melakukan latihan fisik secara teratur, dan memilih makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak, sehingga berat badan Anda bisa dikontrol.
Pastikan Anda melakukan latihan fisik secara teratur, dan memilih makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak, sehingga berat badan Anda bisa dikontrol.
2. Lebih banyak konsumsi vegetarian
Makan lebih banyak buah dan sayuran, serat, kacang-kacangan, seperti kedelai, karena diketahui bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara. Cobalah untuk makan setidaknya 5 porsi sehari. Kunjungi ahli gizi Anda untuk membantu cara sederhana memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam diet Anda.
Makan lebih banyak buah dan sayuran, serat, kacang-kacangan, seperti kedelai, karena diketahui bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara. Cobalah untuk makan setidaknya 5 porsi sehari. Kunjungi ahli gizi Anda untuk membantu cara sederhana memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam diet Anda.
3. Turunkan asupan lemak jenuh
Hindari makanan lemak jenuh terutama dari produk hewani, dan gantikan dengan lemak baik yang ditemukan dalam alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan salmon.
Hindari makanan lemak jenuh terutama dari produk hewani, dan gantikan dengan lemak baik yang ditemukan dalam alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan salmon.
4. Kurangi Garam dan asupan gula
Kurangi asupan garam dalam setiap makanan Anda dan hindari mengkonsumsi kue, kue kering, dan biskuit karena mengandung gula halus.
Kurangi asupan garam dalam setiap makanan Anda dan hindari mengkonsumsi kue, kue kering, dan biskuit karena mengandung gula halus.
5. Perhatikan konsumsi alkohol Anda
Wanita yang mengkonsumsi terlalu banyak alkohol secara teratur memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Untuk menurunkan risiko, Anda direkomendasikan untuk mengkonsumsi hanya 2-3 unit per hari, atau 14 unit per minggu. Satu unit adalah sama dengan setengah gelas standar minum anggur atau 175 ml.
Wanita yang mengkonsumsi terlalu banyak alkohol secara teratur memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Untuk menurunkan risiko, Anda direkomendasikan untuk mengkonsumsi hanya 2-3 unit per hari, atau 14 unit per minggu. Satu unit adalah sama dengan setengah gelas standar minum anggur atau 175 ml.
Faktor lain juga dapat mengurangi risiko
kanker payudara, seperti menyusui, cukup mengkonsumsi vitamin D, dan
tidak merokok. Semoga bermanfaat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar